Beberapa jamur dapat menyebabkan reaksi radang liang telinga. Dua jenis jamur yang paling sering ditemukan pada tempat ini adalah Pityrosporum dan Aspergillus (A. niger, A. flaw's). Jamur Pityrosporum dapat hanya menyebabkan sisik superfisial yang menyerupai ketombe pada kulit kepala, atau dapat menyertai suatu dermatitis seboroika yang meradang, atau dapat menjadi dasar berkembangnya infeksi lain yang lebih berat seperti furunkel atau perubahan ekzematosa. Demikian pula halnya dengan jamur Aspergillus. Jamur ini kadang-kadang didapatkan dan liang telinga tanpa adanya gejala apapun kecuali rasa tersumbat dalam telinga, atau dapat berupa peradangan yang menyerang epitel kanalis atau gendang telinga dan rnenimbulkan gejala-gejala akut. Kadang-kadang dapat pula ditemukan Candida albicans.
Infeksi jamur jauh lebih sering di Amerika Serikat di bagian tenggara dan di daerah tropis. Juga perlu diperhatikan adanya kecenderungan masyarakat untuk menggunakan istilah "jamur" pada berbagai infeksi telinga luar. Hal ini jelas tidak dapat dipercaya.
Pengobatan kembali berupa pembersihan Jiang telinga dengan kasa ataupun pengisap dan terkadang dengan irigasi ringan yang diikuti pengeringan. Tetes telinga siap beli seperti VoSol (asam asetat-nonakueus 2%), Cresylate (m-kresil asetat) dan Otic Domeboro (asam asetat 2%) bermanfaat pada banyak kasus. Akhir-akhir ini makin banyak dipakai fungisida topikal spesifik seperti preparat yang mengandung nistatin (Mycostatin, Mycolog) dan klotrimazol (Lotrimin) yang tidak hanya tersedia dalam kemasan tetes telinga.
Minggu, 29 April 2012
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar